Teknologi embedded SIM yang juga dikenal sebagai eSIM baru disetujui di Indonesia akhir tahun ini. Meskipun smartphone berkemampuan eSIM seperti iPhone XR, XS dan XS Max diluncurkan di Indonesia tahun lalu. Dengan demikian, fungsi eSIM dari ketiga ponsel tersebut terbuang sia-sia.
Dari sudut pandang pemerhati perangkat, Lucky Sebastian mengungkapkan bahwa tren sebagian masyarakat Indonesia yang tertarik untuk berganti kartu SIM menjadi pemicu bagi operator Indonesia untuk tidak mengadopsi eSIM. Selain itu, device-device yang memiliki teknologi eSIM ini masih jarang ada.
Sejauh ini, satu-satunya operator ponsel yang memperkenalkan eSIM adalah Smartfren Indonesia, yang diluncurkan pada September 2019. Situs web Apple melaporkan bahwa perdana eSIM Smartfren adalah kartu SIM digital yang memungkinkan pengguna untuk mengaktifkan paket ponsel tanpa nano-SIM dari operator.
Artinya eSIM itu sendiri sudah ada di perangkat yang mendukungnya. Berbeda dengan sistem injeksi kartu SIM, eSIM memungkinkan Anda untuk berpindah layanan dari satu operator seluler ke operator seluler lainnya dengan memindai kode batang QR.
Menurut beberapa sumber, kartu eSIM kemungkinan besar akan menjadi kartu SIM standar baru di masa mendatang. Meski prosesnya memakan waktu, apalagi Smartfren baru merilis eSIM dan hanya bisa digunakan di iPhone.
Lucky Sebastian juga mengungkapkan bahwa teknologi eSIM memiliki beberapa keunggulan: “Ponsel eSIM memudahkan pengguna untuk bekerja dengan nomor kantor, misalnya, dan bertukar nomor setelah bekerja tanpa slot kartu SIM ganda. Cukup tekan menu smart.”
Selain itu, ini membuat ponsel lebih aman karena sifat kartu eSIM yang sudah ada di dalam smartphone. Contoh sederhana: jika ponsel dengan kartu eSIM dicuri, nomornya tidak dapat dihapus, misalnya kartu SIM dan kata sandi atau kode PIN atau data biometrik dapat dihapus. Itu tidak dapat dinonaktifkan tanpa terlebih dahulu memasukkan kata sandi, yang membuatnya mudah ditemukan. mengikuti