Biopsi adalah satu-satunya cara menegakkan diagnosis untuk mengindentifikasi kanker.
Ada alat pencitraan seperti CT Scan dan Sinar X, namun cara itu belum pasti membedakan keberadaan sel kanker atau non-kanker.
Laman Healthline, menyatakan bahwa biopsi dilakukan oleh seorang dokter yang mengambil sampel di jaringan atau sel seseorang untuk dinalisis.
Mungkin terdengar menakutkan, namun penting diketahui bahwa prosedur biopsi umumnya berisiko rendah serta tidak menimbulkan rasa sakit berlebih.
Hal itu tergantung seberapa besar penyakit yang diangkat melalui pembedahan.
Biopsi seringkali dikaitkan dengan kanker, tetapi itu bukan berarti seseorang pasti menderita kanker.
Terkadang biopsi juga dipakai untuk mengidentifikasi kondisi lain.
Berikut adalah beberapa cara yang dilakukan dalam prosedur biopsi yang perlu Anda ketahui agar mengenal kelebihan dan kekuarangannya: Di dalam beberapa tulang seseorang yang lebih besar, seperti pinggul atau tulang paha di kaki, sel darah diproduksi dalam bahan spons yang disebut sumsum.
Biasanya dalam biopsi ini dokter akan mengecek darah untuk menentukan kondisi kanker dan non-kanker seperti leukemia, anemia, infeksi, atau limfoma.
Tes ini juga digunakan untuk memeriksa sel kanker dari bagian tubuh lain telah menyebar ke tulang.
Biopsi yang ini sering dilakukan untuk menjangkau tempat dalam tubuh yang relatif jauh, seperti kandung kemih, usus besar, atau paru-paru.
Caranya dengan menggunakan tabung tipis fleksibel yang disebut endoskopi.
Alat ini menampilkan gambar melalui monitor video.
Dokter akan melakukan sayatan kecil melalui lubang dalam tubuh pasien.
Misalnya seperti melalui mulut, hidung, rektum, atau uretra.
Pengerjaannya pun akan mencapai sekitar 20 menit.
Melansir Medical News Today, biopsi ini dilakukan menggunakan jarum untuk menunjang operasinya.
Dokter memilih jarum yang tipis untuk biopsi aspirasi jarum halus (FNAB).
Biopsi ini berguna untuk menghimpun sampel yang dapat diakses melalui bawah kulit.
Di jarum tipis ini akan dipasang juga jarum suntik yang akan membuat cairan dan sel dapat dikeluarkan.
Direkomendasikan untuk seseorang dengan ruam atau lesi pada kulit.
Caranya dengan melakukan biopsi pada kulit di daerah yang teridetifikasi menjadi penyebabnya.
Cara ini akan diperkuat dengan menggunakan anestesi lokal untuk meredakan rasa sakit.
Selain itu digunakan juga pisau silet, pisau bedah, atau pisau bundar kecil untuk menghilangkan sebagian kecil di area tersebut.
Nantinya akan teridetifikasi hasil adanya kanker atau tidak.
Cara ini memungkinkan dokter mengevaluasi pemeriksaan serviks seseorang yang sekiranya tidak normal.
Dokter akan menggunakan teleskop fokus dekat yang memungkinkan untuk melihat area serviks secara rinci.
FATHUR RACHMAN